Pondok Ramadan PKK Sukses Digelar di Lima Kecamatan
Probolinggo, Patrolipos
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Probolinggo Aminah Hadi Zainal Abidin menutup Pondok Ramadan 1443 H yang sukses digelar, Kamis (21/4) di Ponpes Al-Manshuri Kelurahan/Kecamatan Kanigaran. Rangkaian giat ke lima yang dimulai sekira pukul 9 itu, dimulai dengan istighosah yang dipimpin Nyai Karimah berjalan dengan khidmat.
Giat yang mengusung tema “Dengan Ramadan Sucikan Hati, Bersihkan Pikiran Menuju Insan Kamil Meraih Kemenangan” itu sukses digelar di 5 kecamatan. Yakni di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur Wonoasih, LKSA YPT Mayangan, Ponpes Raudlatut Tholibin Kademangan, Ponpes Nurul Yaqin Kedopok dan terakhir di Ponpes Al Manshuri.
“Tahun lalu kita hanya mengadakan (Pondok Ramadan) satu kali, di rumah dinas wali kota, dan alhamdulillah tahun ini bisa kita tingkatkan menjadi lima kali di tiap kecamatan,” ujar Aminah membuka sambutannya.
Aminah mengatakan, Pondok Ramadan tahun ini digelar di setiap kecamatan, dikarenakan pihaknya menginginkan momen membagi ilmu di bulan mulia ini bisa dilakukan secara merata dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Probolinggo.
Wanita yang akrab disapa Syarifah Aminah itu pun mengucapkan rasa terimakasihnya pada semua pihak yang ikut berperan serta mensukseskan gelaran tersebut. Terutama pada shohibul bait, yang telah menyediakan tempat, sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan sukses, mulai dari pembukaan hingga penutupannya hari ini.
“Terimakasih shohibul bait, para ibu nyai dan ustadzah, semoga Allah memberikan keberkahan. Dan ilmu yang disampaikan menjadi ilmu yang barokah dan bermanfaat untuk kita semua,” doanya.
Ia berharap, ilmunya yang didapat tak lantas berhenti hanya karena giat Pondok Ramadan telah berakhir. “Nah, ini bisa disampaikan juga pada orang-orang di sekitar kita, supaya ilmunya terus tersampaikan. Yang nggak tahu, jadi tahu. Semoga bisa diambil ilmunya dari acara ini dan (giat Pondok Ramadan) diridhoi oleh Allah, serta mempertemukan kita kembali tahun depan dalam keadaan sehat wal’afiat,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, giat tadi juga diisi dengan mauidzah hasanah sebagai metode dakwah, mengajak khalayak dengan memberi pelajaran dan nasihat yang baik, yang dapat membangkitkan semangat untuk mengamalkan syari’at islam.
Metode dakwah ini berkiblat pada psikologi Islam atau bimbingan konseling yang bertujuan untuk memberikan perintah serta ajakan untuk berdakwah di jalan kebaikan kepada umat Muslim, dalam bentuk nasehat melalui lisan seperti ceramah.
Nyai Hakimah menerangkan kesedihan terbesar bagi orang beriman adalah ketika berpisah dengan bulan mulia Ramadan. Dimana hari demi hari bulan Ramadan terus bergulir mendekati ujungnya dan sudah seharusnya sebagai umat Muslim untuk mengoptimalkan hari-hari Ramadan yang tersisa untuk memperbanyak amal saleh, mendulang pahala, menggugurkan dosa-dosa, menebarkan manfaat bagi sesama.
Bu Nyai yang mengenakan gamis berwarna hitam itu menceritakan, di akhir Ramadan Rasulullah dan para sahabat tampak sedih. Rasulullah SAW, lanjutnya, menyampaikan bahwa kesedihan terbesar segera berakhirnya Ramadan, dikarenakan di bulan itu setiap doa dikabulkan, setiap sedekah diterima, setiap kebaikan digandakan, dan azab Allah dijauhkan.
Lantas, bagaimana kita dapat mengetahui apakah Ramadan kita diterima Allah? Nyai Hakimah menyebut, hal itu bisa dilihat dari apa yang dilakukan setelah Ramadan. “Kalau pada bulan setelah Ramadan, (bulan) Syawal sampai menjelang Ramadan yang akan datang ibadah kita semakin baik dan semakin meningkat kepada Allah SWT, itu adalah salah satu bukti kalau Ramadan kita diterima oleh Allah SWT,” tuturnya.
Selain itu menahan diri dan anggota tubuh dari kemaksiatan, memperbanyak bacaan tasbih dan takbir khususnya pada malam hari raya Idul Fitri, dan menyambung hubungan dengan orang yang sudah memutuskan tali silaturrahim.
Ia juga menegaskan, menjelang akhir Ramadan sudah seharusnya umat Muslim kian menginsyafkan diri, merapat dan mendekat ke kehadirat-Nya. Lalu, apakah di antara kita ada yang bersedih karena Ramadan segera berakhir.
Reporter : Sayful
Editor : Sulis Riyanto