Habib Hadi Wali Kota Probolinggo Tekankan Pentingnya Aksesibilitas Ramah Disabilitas
Probolinggo, Patrolipos
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Senin siang (22/8), menyapa para Komunitas Difabel yang berkumpul di ruang Command Center Kantor Wali Kota Probolinggo, guna mengikuti Sosialisasi Aksesibilitas Ramah Disabilitas, yang digagas oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Probolinggo.
Didampingi Sekda Kota drg. Ninik Ira Wibawati, Kepala Kejaksaan Negeri Hartono, Ketua Pengadilan Negeri Probolinggo Yusti Cinianus Radjah dan Kepala Bappeda Litbang Tartib Gunawan, Habib Hadi mengapresiasi dan menyemangati difabel melalui penyediaan aksesibilitas dan layanan prima bagi penyandang disabilitas sesuai kewenangan, program dan kegiatan di instansi masing-masing.
“Saya selaku Wali Kota Probolinggo mengapresiasi dan akan terus menyemangati difabel. Seiring bergulirnya waktu, akan terbuka sudut pandang kita ketika berbicara disabilitas yang selama ini identik dengan pemberian bantuan sosial. Hal itu bisa dibilang benar untuk sekarang, namun untuk waktu nanti, tak selalu demikian adanya,” tegasnya.
Wali kota meyakini bahwa para difabel ini memiliki potensi, sumber daya yang andal sekaligus optimis dapat memberikan kontribusi terhadap kesinambungan pembangunan di Kota Probolinggo.
“Bukan hanya itu. Bu Luluk Ariyantiny (Ketua Yayasan Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo), yang didapuk sebagai narasumber ini, sudah berkontribusi hingga Kabupaten Situbondo dan berhasil meraih prestasi dan penghargaan sampai di tingkat internasional, sebagai kabupaten ter-inklusi,” katanya.
Luluk, lanjut wali kota, juga sempat menyumbangkan beberapa medali pada gelaran para-olimpiade tahun lalu di Papua. Medali yang berhasil disumbangkan adalah emas dan perak atas keikutsertaannya di beberapa cabang olahraga, salah satunya tenis meja.
Prestasi ini patut diapresiasi. Pasalnya, di tengah kondisi fisik yang serba terbatas, peran dan aktualisasi perempuan berkerudung itu sedemikian membanggakan. Diharapkan pada saatnya nanti, akan lahir dan tampil figur istimewa penyandang disabilitas yang mampu membawa nama baik Kota Probolinggo, minimal di kancah nasional.
Pada kesempatan tersebut Habib Hadi berkata peran konkret mereka sangat diharapkan. Pendekatan psikologis pada para penyandang disabilitas di 6 kelurahan lokus tahun ini, merupakan awal yang penting demi terwujudnya Kota Probolinggo ramah disabilitas. Lalu berlanjut pada updating data difabel mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga kota.
“Melalui data difabel yang update ini, maka intervensi kebijakan daerah akan berdaya manfaat dan berhasil guna. Sehingga bukan hal yang mustahil terhadap obsesi menjadikan penyandang disabilitas sebagai subjek pembangunan daerah,” jelasnya.
Di awal tahun ini, juga telah diresmikan Gerakan Pro Hadi atau Gerakan Probolinggo Sahabat Disabilitas. Gerakan ini merupakan salah satu bentuk kebijakan daerah yang mengedepankan keberpihakan pada penyandang disabilitas Kota Probolinggo.
Melalui gerakan ini, kemudian Pemkot Probolinggo memperoleh apresiasi dari Australia Government mellaui kebijakan dan kelembagaan yang ditunjuk. Yakni Sasana Intergrasi dan Advokasi Difabel (Sigab Indonesia) serta Yayasan PPDis untuk melaksanakan program inklusi di Kota Probolinggo.
“Tentunya Pemkot Probolinggo berkomitmen meningkatkan kesetaraan, kesempatan dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Dengan menjamin akses pendidikan, akses kesehatan dan akses pekerjaan bagi penyandang disabilitas. Serta membangun infrastruktur yang accessible untuk menciptakan lingkungan bebas hambatan bagi disabilitas,” terangnya.
Adapun upaya perlindungan dan pemenuhan hak dasar difabel, salah satunya adalah dengan memberikan peluang dan ruang partisipasi yang diwujudkan melalui penyediaan fasilitas yang dapat mereka akses. Seperti sekolah, tempat ibadah, kantor-kantor pemerintah, instansi pelayanan publik maupun bangunan perkantoran yang harus memenuhi kriteria aksesbilitas.
“Dengan adanya aksesibilitas pada fasilitas atau bangunan publik, pastinya akan membuka partisipasi yang lebih baik dari para difabel. Serta mampu mendorong terbukanya kesempatan pengembangan diri, yang dapat memotivasi difabel untuk keluar dari kondisi terbatas dan atau kekurangan secara ekonomi yang dialami selama ini,” jelasnya.
Salah satu peserta sosialisasi dari Kecamatan Kademangan, Yenita mengungkapkan, ia bersyukur dan berterima kasih atas perhatian yang yang diberikan Pemkot. Ia berharap, ke depan Pemkot dapat memberikan fasilitas lift atau tangga khusus bagi kaum sepertinya.
“Alhamdulillah akhirnya ada perhatian bagi kami, kaum disabilitas. Semoga nanti ada fasilitas lift atau tangga yang mempermudah gerak kami pak, khususnya di gedung-gedung bertingkat yang ada di Pemerintahan Kota Probolinggo. Terimakasih Pak Wali,” ucapnya.
Tak hanya diikuti oleh puluhan peserta di CC, Sosialisasi Aksesibilitas Ramah Disabilitas yang juga diikuti secara daring oleh ratusan peserta lainnya itu menurut Kepala Bappeda Litbang Tartib Gunawan menjadi salah satu kerangka pembangunan global sustainable development goals (SDGs) atau yang sering disebut tujuan pembangunan berkelanjutan.
Prinsip pembangunan yang inklusif itu ditujukan untuk memperbaiki ketidakmerataan yang terjadi akibat ketidakseimbangan kekuatan, suara, dan pengaruh antar individu dan antar kelompok termasuk kelompok penyandang disabilitas dalam pembangunan.
Reporter : Sayful
Editor : Sulis Riyanto