Tasikmalaya, Patrolipos – PT PP (Persero) Tbk tak hentinya terus menuntaskan pekerjaan yang sempat terdampak dari musibah banjir (11 September 2022 ), pekan lalu, dalam giat tersebut PT PP (Persero) Tbk bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWS), mengerahkan semua pihak KSO dan tak luput tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah yang dikhususkan bersama BPBD Kabupaten Tasikmalaya dalam penanganan bencana di Area Bendungan Leuwikeris.
Melalui Reaksi Cepat Tanggap Darurat untuk percepatan Proyek Strategis Nasional Bendungan Leuwikeris yaitu dilakukanya penanganan pasca bencana di area tubuh bendungan yang terkena limpasan air banjir agar dapat segera kembali dikerjakan dengan percepatan yang maksimal.
Adapun beberapa arahan dalam upaya Mitigasi Bencana menurut BPBD Kabuputen Tasikmalaya diantaranya sbb:
.Proses perbaikan /recovery tanggul di inlet terowongan pengelak sebelah kanan segera dilaksanakan dengan penambahan ketinggian;
.Optimalisasi fungsi sensor AWLR Cirahong sebagai Sistem Peringatan Dini untuk menyampaikan informasi ketinggian debit air secara periodik di Sungai Citanduy.
.Membuat jalur Evakuasi bagi para pekerja proyek apabila terjadi situasi darurat menuju titik kumpul aman;
.Seluruh pekerja yang melakukan aktivitas pembangunan Bendungan Leuwikeris agar selalu meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat dan setelah hujan lebat/deras karena masih memungkinkan adanya potensi terjadi kembali peningkatan volume air sungai di Citanduy.
“Kami akan fokus dalam penanganan , dan melaksanakan arahan BPBD Kab.Tasikmalaya dalam acuan arahan Mitigasi Bencana, agar cepat rampung dan lekas dapat diselesaikan. Ini adalah bukti komitmen kami sebagai salah satu BUMN konstruksi yang selalu ada untuk Indonesia, ini merupakan upaya kami membangun kembali infrastruktur di Bendungan Leuwikeris,” ujar Rahmat syah selaku Humas BBWS Citanduy, mewakili pelaksana.
Bukannya tanpa alasan, pasca bencana banjir bandang akibat hujan lebat pada hari Minggu, 11 September 2022 dengan curah hujan sebesar 154.00 mm dan tergolong ekstrim (curah hujan > 210 mm), menurut Data BMKG pada tanggal 12 September 2022, di kabupaten Tasikmalaya Hulu Bendungan Leuwikeris selama 4 jam (pukul 20.00 sampai pukul 22.00 WIB), hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan debit Sungai Citanduy sebesar 845.6 m3/dt (berdasarkan data Pos Duga Air Cirahong Milik BBWS Citanduy).
Berdasarkan analisis hidrologi yang telah dilakukan debit tersebut masuk dalam kategori Q200 (debit banjir yang terjadi selama periode 200 tahunan).
Hal tersebut menyebabkan terowongan pengelak tidak mampu mengalirkan debit air yang terjadi, dikarenakan debit banjir maksimum yang direncanakan pada terowongan pengelak adalah Q25 sebesar 547.18 m3/dt (berdasarkan desain pembangunan Bendungan Leuwikeris).
Sehingga terjadi limpasan pada tanggul inlet terowongan setinggi 7.42 m di atas terowongan pengelak yang menyebakan air melimpas tanggul dan masuk ke area proyek pekerjaan tubuh bendungan.
Limpasan air Sungai Citanduy yang masuk ke area pekerjaan tubuh bendungan menyebabkan aktivitas pekerjaan sempat dihentikan sementara.
Tepat selama kejadian berlangsung dipastikan bahwa tidak terdapat korban jiwa baik dari pekerja maupun operator yang bekerja pada Proyek Bendungan Leuwikeris Paket 1.
Namun dikarenakan kenaikan muka air sungai yang melebihi elevasi sensor AWLR Cirahong menyebabkan alat sensor tersebut menjadi malfungsi sehingga berakibat terdapat 11 unit alat berat yang tidak dapat dilakukan evakuasi dari 27 unit alat berat yang bekerja pada lokasi proyek bendungan.
Rahmat Syah, Humas BBWS Citanduy menyampaikan bahwa memang terjadi hujan lebat pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB dengan kenaikan muka air sungai di atas elevasi inlet Terowongan yang melimpas pada tanggul inlet terowongan dan masuk ke area tubuh bendungan.
Status tanggap darurat telah dilakukan oleh segenap Tim Proyek Pembangunan Bendungan Leuwikeris, dan telah melakukan persiapan untuk penanggulanan dengan pembuatan jalan akses menggunakan material rockfill menuju arah hulu inlet dari Sisi Tasikmalaya ke Ciamis untuk kemudian dilakukan penyediaan material timbunan untuk penutupan area yang tergerus oleh limpasan banjir. Selain itu ketika tanggul sudah mulai tersambung, akan segera ditindak lanjuti dengan dengan dewatering serta pembersihan pada area kerja bendungan, sehingga pelaksanaan pekerjaan tubuh bendungan dapat dilaksanakan kembali.
Sampai dengan saat ini Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy melalui SNVT Pembangunan Bendungan sudah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air; BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah); dan Badan Metereologi Klitmatologi dan Geofisika (BMKG) terkait rencana tindak lanjut dalam mitigasi potensi bencana hidrometeorologi pada tahun 2022 sampai 2023.( Red)