Probolinggo, Patrolipos – Diketahui ada beberapa tambang jenis galian C di desa Binor Kecamatan Paiton dan Desa Curahtemu Kecamatan Kota Anyar menggunakan akses jalan melintas di area kawasan perhutani desa Binor Kecamatan Paiton, terpampang spanduk bertuliskan Stop Jalan ditutup oleh pihak berwenang dalam hal ini KPH Probolinggo.
Berdasarkan informasi penggiat sosial Probolinggo M. Malik menyampaikan bahwa sepakat dan setuju area perhutani kawasan Paiton kabupaten Probolinggo yang dijadikan akses jalan pertambangan jenis galian C di dua desa dengan kecamatan yang berbeda yaitu area lahan desa Binor kecamatan Paiton dan terdapat diarea lahan desa Curahtemu kecamatan kotaanyar ditutup oleh pihak Perhutani Probolinggo, pasalnya area lahan perhutani yang dilintasi oleh banyaknya dump truck besar bermuatan Tanah urug untuk proyek Tol Probowangi adalah milik rakyat dan dikelolah oleh PT. Perhutani tentunya harus jelas terkait penrjanjian kerja samanya sehingga dalam hal ini perusahaan PT. Perhutani itu tidak dirugikan karena secara otomatis berdampak pada kerusakan hutan.
Lebih lanjut Malik mengatakan dengan adanya spanduk yang terpasang bertuliskan Stop Jalan Ditutup oleh pihak perhutani mendukung penuh dan sebagai fungsi kontrol akan selalu membantu pihak berwenang dalam hal ini perhutani dalam menutup akses jalan angkutan penambangan galian C yang dirasa tidak ada perikatan perjanjian kerja sama yang jelas sehingga berdampak pada kerugian terhadap negara.
Ada beberapa pengendara sepeda motor melintas dari salah satu diketahui bernama Taufiq saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa jalan yang sebelumnya enak dilewati tanpa ada bebatuan berserakan disertai kotoran debu tebal mengenai mata dan nafas jadi sesak saat berkendara membuat berkendara jadi tidak nyaman dan sangat terganggu, setuju serta patut sekali perhutani menutup akses jalan itu supaya kami bisa lancar dalam mengendarai sepeda motor.
Dari adanya pantauan media jurnal pagi.id diketahui adanya penutupan dengan spanduk bertuliskan stop jalan ditutup oleh pihak perhutani sampai saat ini pihak pihak terkait ADM maupun Asper atau KRPH juga petugas dilapangan belum bisa dikonfirmasi sehingga berita ini diterbikan belum ada jawaban.*** Red.