• Sab. Jun 14th, 2025

Patroli Pos

Mengutamakan Aspirasi Rakyat

Cegah Potensi Konflik Keagamaan Kemenag Kab.Probolinggo  Libatkan Tokoh Agama Dan Tenaga Pendidik

ByPatrolipos

Mei 21, 2025
Share

Probolinggo, Patroli Pos

Dalam Rangka Mencegah konflik keagamaan sehingga tak sampai berkembang menjadi ketegangan sosial, menjadi focus tersendiri Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo.

Melalui Cegah Dini dan Deteksi Dini Kegamaan Islam, Kemenag menggandeng tokoh agama, Kepala satker, Pengawas Madrasah, Pondok pesantren dan tenaga pendidik, Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI), Hindu, Kristen, yang hadir dalam Pencegahan Dini Konflik Keagamaan untuk membangun sistem deteksi dini yang lebih efektif.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Al Ikhlas Kantor Kemenag Kab.Probolinggo pada Rabu (22/05/2025) ini, menghadirkan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kab.Probolinggo, KH. Abdul hadi syaifullah, dan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab.Probolinggo Taufik, M.Pd.I, Kasi PD Pontren Ansori S.Ag, M.Pd.I, M.Sy sebagai narasumber, dan Khoiron rosyadi S.Ag, M.Sc, M.Pd.I sebagai Moderator dalam kegiatan tersebut.

Di awali Dengan menyayikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan laporan Ketua panitia Plt. Kasi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas) H.Moch Sa’dun, S.Ag, M.Pd., yang sekaligus Ka Subbag TU pada kantor Kemenag Kab.probolinggo.

Advertisements

Moch Sa’dun menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam mengidentifikasi tanda-tanda awal potensi konflik berbasis agama.

Kepala Kantor kemenag Kab.probolinggo Dr.H. Samsur, S.Ag, M.Pd.I dalam Sambutan pada kegiatan yang bertajuk Cegah Dini dan Deteksi Dini Kegamaan Islam (Menanamkan Nilai Islam Yang Moderat dan rahmatan Lil Alamin), Menyampaikan Bahwa “Konflik keagamaan sering kali bermula dari hal kecil, seperti pendirian rumah ibadah, penyiaran agama, hingga ritual dan perayaan keagamaan. Jika tidak ditangani dengan baik, ini bisa berkembang menjadi ketegangan sosial yang lebih besar”.

H. samsur juga menekankan bahwa deteksi dini harus didukung dengan sistem yang akurat dan koordinasi lintas sektor. “Kita harus sigap membaca tanda-tanda yang berpotensi memicu konflik. Prinsipnya harus cepat, akurat, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat,” Selain faktor internal, menyoroti bahaya mis informasi dan ujaran kebencian yang dapat memperburuk situasi. “Peran tokoh agama dan tenaga pendidik sangat penting dalam menangkal informasi yang bisa memicu perpecahan,”,Pungkas nya.

Ansori sebagai Salah satu narasumber terakhir dengan tema Strategi Mitigasi Konflik Sosial Keagamaan menegaskan; “Kemenag memiliki sejumlah aktor penting yang fokus pada layanan keagamaan yang memiliki peran sentral menjaga harmoni dan mencegah konflik. Terdapat ormas Islam yang berjumlah 12.386 entitas memiliki potensi besar untuk menjadi jembatan dalam meredam potensi gesekan dan menjaga kerukunan antaragama. Majelis Taklim dengan jumlah 93.854 komunitasnya dapat menjadi agen penting dalam menyebarkan pesan-pesan toleransi dan perdamaian melalui forum-forum pengajian dan lain sebagainya.

Kegiatan ini juga menjadi langkah awal implementasi Keputusan Menteri Agama Nomor 332 Tahun 2023 tentang Sistem Peringatan Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan, regulasi ini memberikan pedoman bagi pemerintah dan masyarakat dalam mendeteksi serta menangani potensi konflik sebelum mencapai eskalasi yang berbahaya. Red**

Advertisements

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belajar dulu bikin Berita,, Jangan Copas saya Taunya..