PROBOLINGGO, PATROLI POS
Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo menggelar Sosialisasi Pesantren Ramah Anak sekaligus penandatanganan “Komitmen Bersama Menuju Pesantren Ramah Anak”. Kegiatan berlangsung di Ruang Tengger Lantai 4 Kantor Bupati Probolinggo pada Senin (15/9/2025).
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo, Hudan Syarifuddin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kabupaten Probolinggo memiliki keistimewaan dengan banyaknya pondok pesantren yang tersebar di seluruh kecamatan. Menurutnya, pesantren memiliki potensi besar hingga dikenal di level nasional bahkan internasional, sehingga sangat tepat untuk mendukung program Pesantren Ramah Anak.
“Kita berkomitmen mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA). Mari kita buktikan dengan kerja keras lintas sektor, membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjamin pemenuhan hak serta perlindungan anak. Komitmen ini diwujudkan melalui kebijakan dan pelayanan publik yang mengutamakan kepentingan anak, mulai dari pendidikan inklusif hingga perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi,” tegas Hudan.

Sementara itu, Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Kabupaten Probolinggo, Ansori, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung terwujudnya program ini. “Kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah, khususnya DP3AP2KB, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), serta para pengasuh pondok pesantren atas keikhlasan dan komitmen bersama dalam mewujudkan tujuan mulia ini,” ungkapnya.
Kolaborasi ini berawal dari audiensi Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo, Dr. Samsur, bersama tim dengan Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, pada 8 September 2025 yang turut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto. Pertemuan tersebut menjadi momentum penting memperkuat sinergi Pemkab dan Kemenag dalam menangani isu-isu strategis, termasuk perlindungan anak di lingkungan pesantren. Fasilitator Nasional sekaligus pengurus LPA Jawa Timur, Nanang Abdul Hanan, yang hadir sebagai narasumber, menegaskan bahwa pesantren di Kabupaten Probolinggo pada dasarnya telah memiliki lingkungan yang baik. Namun, ia mengingatkan agar pengasuh meningkatkan pengawasan.
“Jika terjadi kasus kekerasan, termasuk kekerasan seksual, pelakunya adalah oknum. Tidak bisa digeneralisir bahwa pesantren tersebut tidak baik. Saya berharap para pengasuh lebih sering melakukan pengawasan, karena mayoritas pelaku kekerasan adalah orang terdekat,” jelasnya.
Dengan adanya penandatanganan komitmen bersama ini, diharapkan seluruh pesantren di Kabupaten Probolinggo dapat semakin berperan aktif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan ramah bagi anak. Mp.
