PROBOLINGGO, PATROLI POS
Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengambil langkah progresif. Melalui serangkaian kebijakan strategis yang berfokus pada peningkatan kompetensi dan kesejahteraan, Kemenag Jatim berupaya mengokohkan peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter religius dan moderat pada generasi penerus.

Diwujudkan dalam “Kegiatan Peningkatan Kompetensi dan Inovasi Pembelajaran PAI” yang diselenggarakan di Hotel Bromo View , Kota Probolinggo, pada Selasa, 30 September 2025. Turut Hadir Kepala kantor Kemenag Kota Probolinggo Didik Kurniawan, Kasi PAIS Kota Probolinggo HM. Sodiq, Kasi PAIS Kab.Probolinggo Moh.Sugianto, Ketua Pokjawas PAI Kab.Probolinggo, Ketua Pokjawas Kota Probolinggo, acara ini ikuti oleh perwakilan Guru PAI (GPAI) penerima insentif, serta Ketua Forum Komunikasi Guru (FKG) TK, Kelompok Kerja Guru ( KKG) SD, dan Pengurus Forum Komunikasi dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI jenjang SMA dan SMK di Kota dan Kabupaten Probolinggo.
Dr. H. Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I., Kepala Bidang PAIS Kanwil Kemenag Jatim, menegaskan bahwa peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru menjadi dua pilar utama dalam mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan data per 24 Agustus 2025, jumlah guru PAI di Jatim mencapai 31.867, dengan mayoritas (19.083) mengajar di tingkat SD. Data ini menunjukkan betapa krusialnya peran guru PAI dalam membentuk dasar keagamaan siswa sejak dini. Namun, tantangan besar masih membayangi, termasuk kurangnya dukungan pemerintah daerah untuk Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan belum meratanya kesejahteraan guru non-ASN.
Salah satu fokus utama Kemenag Jatim adalah mendorong percepatan sertifikasi guru. Saat ini, 13.321 guru PAI sudah tersertifikasi, sementara 12.984 guru sedang dalam antrean untuk mengikuti proses sertifikasi. Peningkatan ini sangat penting untuk menjamin kualitas pengajaran dan memberikan pengakuan profesional bagi para guru.

Selain itu, Kemenag Jatim juga menyadari bahwa tantangan pembelajaran PAI saat ini semakin kompleks. Menurunnya karakter religius siswa, masuknya paham radikal, dan meningkatnya intoleransi menjadi isu-isu krusial yang harus dihadapi. Oleh karena itu, Kemenag Jatim tidak hanya berfokus pada sisi kognitif, tetapi juga pada inovasi pembelajaran yang menarik dan relevan dengan perkembangan zaman.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemenag Jatim meluncurkan sejumlah program inovatif, seperti Program Sekolah Rasa Pesantren (SRC), Inovasi Tahfidz Al-Qur’an, dan Inovasi Kitab Kuning Masuk Sekolah. Program-program ini dirancang untuk memperkaya materi pembelajaran PAI dan menjadikannya lebih kontekstual, sehingga mampu membentuk siswa yang memiliki karakter religius kuat dan wawasan luas.

Di samping itu, Kemenag Jatim juga memberikan apresiasi melalui Penghargaan Sekolah Moderasi Beragama (SMB) dan berbagai lomba seperti Lomba GAME PAI, Inovasi Kepengawasan, dan Karya Literasi. Langkah ini tidak hanya memberikan pengakuan atas dedikasi dan kreativitas guru, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pengajaran.
Tak hanya berhenti pada peningkatan kompetensi, Kemenag Jatim juga memberikan perhatian serius pada kesejahteraan guru. Salah satu wujudnya adalah pemberian tunjangan insentif bagi guru PAI non-ASN. Bantuan finansial ini menjadi bentuk apresiasi dan dukungan moral yang dapat meringankan beban hidup para guru, terutama mereka yang berstatus honorer. Peningkatan kesejahteraan ini diharapkan mampu mendorong semangat dan kinerja guru, sehingga mereka dapat fokus dalam mendidik dan membina siswa.
Secara keseluruhan, kebijakan Kemenag Jatim ini menunjukkan komitmen kuat untuk memajukan pendidikan agama di Jawa Timur. Dengan memadukan peningkatan kompetensi, inovasi pembelajaran, dan perhatian terhadap kesejahteraan, Kemenag Jatim sedang membangun fondasi yang kokoh untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan memiliki pemahaman agama yang moderat.
“Kementerian Agama berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas guru PAI melalui pelatihan, bimtek, serta penyediaan platform digital. Inovasi pembelajaran harus menjadi budaya di setiap satuan pendidikan,” tegasnya.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan para guru PAI mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik masa kini. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi forum strategis untuk berbagi praktik baik antar guru lintas jenjang. Red**