PROBOLINGGO, PATROLI POS
Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo menjadikan penguatan budaya keagamaan di sekolah (School Religious Culture/SRC) sebagai salah satu pilar utama dalam menyambut Hari Amal Bakti (HAB) ke-80 Kemenag RI. PAIS Probolinggo menargetkan peningkatan signifikan sekolah yang memiliki budaya religius yang terstruktur dan berdampak positif.
Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar pada Selasa (14/10/2025), bertempat di SDN 1 Karanggeger. Acara ini dihadiri oleh jajaran Pengawas Pendidikan Agama Islam dan Ketua Organisasi Guru PAI beserta Pengurus mulai dari Jenjang TK (FKG), Jenjang SD (KKG) Jenjang SMP, SMA dan SMK (MGMP).

Asbi Amrullah: SRC adalah Jantung PAI di Sekolah
Rakor dibuka oleh Pengawas Guru PAI, Bapak Asbi Amrullah. Ia menekankan bahwa keberhasilan pendidikan agama tidak diukur dari nilai ujian semata, melainkan dari sejauh mana nilai-nilai agama menjadi praktik sehari-hari.
“SRC, atau budaya religius sekolah, adalah jantung dari PAI itu sendiri. Sekolah harus menjadi laboratorium akhlak, tempat siswa tidak hanya belajar, tetapi juga mempraktikkan kejujuran, disiplin, dan toleransi. Ini yang akan kita dorong secara maksimal sebagai bagian dari persiapan HAB ke-80,” ujar Asbi, memberikan arahan awal.

Moch. Sugianto: SRC Tumpuan Sekolah Piloting dan Moderasi Beragama
Sesi utama dipimpin oleh Kepala Seksi PAIS, Moch. Sugianto, S.Kom. Dalam paparannya yang terperinci, Sugianto menjelaskan bahwa Program SRC menjadi tumpuan bagi program prioritas lainnya, yaitu Sekolah Piloting PAIS Berkarakter dan Sekolah Moderasi Beragama (SMB) 2025.
“SRC bukan hanya tentang pembiasaan salat Dhuha. Ini adalah sistem yang mengintegrasikan nilai agama ke dalam etos kerja guru, tata krama siswa, hingga kebijakan sekolah. Jika budaya keagamaan kuat, maka otomatis karakter siswa terbentuk dan praktik moderasi beragama akan berjalan alamiah,” tegas Sugianto.
Ia merinci lima tantangan program PAIS Kemenag Probolinggo, dengan tiga di antaranya secara langsung terkait dengan penguatan budaya sekolah:
* Sekolah Piloting PAIS Berkarakter: Sekolah yang terpilih harus memiliki SRC yang terukur, mencakup program seperti Tuntas Baca Tulis Al-Qur’an (TBTQ) yang menjadi kewajiban harian.
* Penghargaan School Religious Culture (SRC) 2025: Ini adalah tolok ukur utama. Penilaian akan difokuskan pada:
* Konsistensi Ibadah Rutin: Pelaksanaan salat Dhuha, dzikir pagi, dan salat Dzuhur berjamaah.
* Inovasi Lingkungan Belajar: Menciptakan sudut-sudut keagamaan (Pojok PAI) dan ketersediaan sumber belajar agama yang memadai.
* Keterlibatan Komunitas: Program sosial keagamaan yang melibatkan siswa dan masyarakat sekitar, seperti santunan atau bakti sosial keagamaan.
* Penghargaan Sekolah Moderasi Beragama (SMB) 2025: Budaya religius yang kuat (SRC) harus menghasilkan siswa yang toleran, ditunjukkan dengan adanya kegiatan diskusi lintas iman sederhana atau projek toleransi di sekolah.

“Paislove Festival 2025” Dorong SRC Berbasis Digital
Untuk memacu implementasi SRC, Sugianto memperkenalkan beberapa kompetisi kunci dalam “Paislove Festival 2025” yang secara spesifik mendukung target ini:
* Lomba Game PAI bagi Guru PAI: Diharapkan melahirkan media digital yang membuat pembelajaran tentang etika dan ibadah rutin (seperti keutamaan salat Dhuha) menjadi menarik dan mudah diakses siswa.
* Lomba Menulis tentang Moderasi Beragama di Sekolahku (bagi siswa): Ini adalah cara mengukur keberhasilan SRC dan SMB dari sudut pandang siswa, mendokumentasikan praktik toleransi yang sudah ada di sekolah.
* Karya Literasi bersama 1001 Guru PAI: Buku antologi yang akan terbit ini akan memuat praktik-praktik baik (best practice) implementasi SRC di berbagai sekolah di Probolinggo, menjadi panduan inspiratif bagi sekolah lain.
“Setiap guru PAI harus menjadi role model budaya religius. SRC yang kuat akan menjadi warisan terbaik kita untuk menyambut HAB ke-80 Kemenag dan mencetak generasi Probolinggo yang berakhlak mulia,” tutup Sugianto, menekankan pentingnya kolaborasi dan pelaporan program yang akurat. ( MIR).