PROBOLINGGO, PATROLI POS
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, Dr. Samsur, bersama Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Probolinggo, Ahmad Nuril Alam, S.H., M.H., melakukan kunjungan ke LPI Disabilitas Sabilillah di Desa Sumberkerang, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo pada Selasa, 21/10/2025. Dalam kunjungan ini, rombongan menyerahkan bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Probolinggo untuk mendukung layanan pendidikan inklusi di pesantren tersebut.

Kedatangan rombongan disambut hangat oleh Pimpinan LPI Sabilillah, Ustadz Muhammad Mahin. Turut hadir mendampingi kegiatan ini Kasi Bimas Islam Kemenag Probolinggo, Muhammad Imamuddin Nur Fajri, Kasi PAIS Sugianto, para penyuluh agama KUA Gending, serta tim dari Kejaksaan Negeri Probolinggo.
LPI Disabilitas Sabilillah dikenal sebagai pesantren inklusi pertama di Probolinggo yang secara aktif menerima dan mendidik santri berkebutuhan khusus (difabel) bersama santri pada umumnya dalam satu lingkungan pembelajaran yang inklusif. Pesantren ini berdiri sejak tahun 2001 dan berawal dari Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) yang dirintis oleh Ustadz Mahin.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Mahin menyampaikan terima kasih atas dukungan BAZNAS dan Kejari Probolinggo. Ia menjelaskan bahwa Pesantren Inklusi Sabilillah fokus memberikan pendidikan agama kepada santri difabel, termasuk melalui metode pembelajaran ABASA, yakni metode membaca Al-Qur’an yang dirancang khusus untuk memudahkan santri difabel memahami huruf dan bacaan Al-Qur’an.
Selain layanan pendidikan keagamaan reguler, pesantren ini juga menyediakan layanan kompensatoris seperti asesmen psikologis bagi santri difabel, dengan dukungan tenaga ahli. Upaya ini dilakukan untuk memastikan proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan kebutuhan masing-masing santri.

Dr. Samsur dalam sambutannya mengapresiasi komitmen LPI Sabilillah dalam memberikan layanan pendidikan inklusif. “Apa yang dilakukan Pesantren Sabilillah ini menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya. Inklusi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita semua,” ujarnya.

Sementara itu, Kajari Ahmad Nuril Alam menegaskan bahwa dukungan ini adalah bentuk sinergi antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan masyarakat untuk menghadirkan pendidikan yang adil, inklusif, dan berkeadilan sosial.
Dengan adanya bantuan dari BAZNAS ini, diharapkan kegiatan belajar mengajar di Pesantren Inklusi Sabilillah dapat semakin optimal dalam mendukung santri difabel meraih pendidikan agama dan kemandirian hidup. Red**
