PROBOLINGGO, PATROLI POS
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, Dr. Samsur, menghadiri undangan Dinas Sosial dalam kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Tuberkulosis (RAD TBC), sebagai bagian dari upaya mendukung eliminasi TBC tahun 2030. Kegiatan berlangsung di Ruang Pertemuan Jabung 3 Lantai III, Kantor Pemkab Probolinggo, Rabu (22/10/2025).
Kegiatan strategis ini dihadiri oleh berbagai unsur lintas sektor, antara lain Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr. Virmasyah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr. Iriawan, Anggota DPRD Komisi IV Ning Aifa Nafita, serta perwakilan dari DP3AP2KB, DKUPP, Dinas PUPR, PT PLN Paiton, dan PT Sasa Inti.

Dalam sambutannya, Anggota DPRD Komisi IV, Ning Aifa Nafita, menegaskan pentingnya sinergi lintas instansi dalam menangani permasalahan kesehatan masyarakat, termasuk TBC, yang memiliki dampak luas terhadap kesejahteraan dan indeks pembangunan manusia (IPM).
“Kabupaten Probolinggo memiliki berbagai tantangan yang perlu kita atasi bersama secara bertahap. Penanganan TBC harus menjadi pintu masuk untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat. Kalau tidak dimulai sekarang, kapan lagi,” ujarnya.
“Kami berharap seluruh pihak, termasuk Kementerian Agama, terus berkontribusi dalam mendukung program pemerintah daerah menuju Kabupaten Probolinggo yang lebih sehat dan sejahtera,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr. Iriawan menyoroti pentingnya pendekatan kolaboratif untuk mengatasi TBC, terutama di lingkungan pondok pesantren dan jamaah haji yang menjadi binaan Kemenag.

“TBC di banyak negara dianggap sebagai penyakit yang menakutkan. Karena itu, kami akan melakukan langkah jemput bola, termasuk pemeriksaan kesehatan di pondok pesantren dan bagi jamaah haji. Jika ada indikasi TBC aktif, penanganan akan dilakukan sebelum keberangkatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sektor kesehatan tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan lembaga keagamaan, dunia pendidikan, dan sektor swasta sangat dibutuhkan agar target eliminasi TBC tahun 2030 dapat tercapai.
Kehadiran Kementerian Agama dalam forum ini menjadi bentuk nyata komitmen pemerintah dalam mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan kesehatan masyarakat, sekaligus memperkuat peran pesantren dalam membangun kesadaran hidup sehat di lingkungan santri. Fjr/Red**
