• Sel. Sep 30th, 2025

Patroli Pos

Mengutamakan Aspirasi Rakyat

Share

PROBOLINGGO, PATROLI POS

Ribuan masyarakat tumpah ruah memadati ruas Jalan Panglima Sudirman hingga Jalan Ahmad Yani, Sabtu (27/9), untuk menyaksikan Pawai Budaya Kota Probolinggo 2025. Kegiatan yang dihelat Pemerintah Kota Probolinggo ini mengusung tema “Semangat Bersatu Mewujudkan Kreativitas, Kearifan Lokal, dan Kemandirian untuk Kota Probolinggo yang Bersolek” sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo.

Sebanyak 38 peserta dari berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas seni, hingga kelompok masyarakat ambil bagian menampilkan beragam seni dan budaya Nusantara.

Antusiasme warga terlihat sejak pagi. Di mana ribuan penonton memadati sepanjang rute untuk menyaksikan atraksi seni, musik tradisional, dan pertunjukan kostum unik. Rina Putri (29), asal Desa Taman Sari kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, yang datang bersama suami dan anaknya, mengaku terkesan dengan kemeriahan pawai tahun ini.

“Seru sekali, setiap kelompok menampilkan keunikan masing-masing. Saya paling suka saat rombongan Jaran Bodak lewat, meriah dan penuh energi. Anak-anak juga senang melihat pakaian adat yang berwarna-warni,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Bambang Sutrisno (45), warga Kecamatan Mayangan. “Kegiatan seperti ini pastinya ditunggu-tunggu oleh warga Probolinggo dan luar kota. Selain hiburan, pawai budaya juga jadi pengingat bahwa kita punya kekayaan seni dan tradisi yang harus dijaga. Saya sendiri bangga tinggal dan jadi warga Kota Probolinggo,” katanya.

Ya. Dengan semangat kebersamaan, Pawai Budaya Kota Probolinggo 2025 menjadi bukti bahwa kreativitas dan kearifan lokal dapat menjadi kekuatan dalam membangun kota yang berkarakter sekaligus memperkokoh identitas budaya bangsa.

Hal itu juga disampaikan Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, dalam sambutannya menegaskan bahwa pawai budaya tahun ini menjadi ajang untuk menampilkan kekayaan budaya lokal dan nasional.

Advertisements

“Dalam peringatan hari jadi ke-666 ini, kita membawa empat unsur pokok, yaitu menampilkan warisan budaya tak benda Kota Probolinggo seperti Jaran Bodak, duk-duk, dan kembang lamaran. Kita juga memamerkan wastra Nusantara seperti batik dan pakaian adat dari berbagai daerah,” ujarnya.

Wali Kota Amin bersama istri dan jajaran Forkopimda turut mengenakan busana adat Nusantara. Dari pakaian adat Kupang, Papua, hingga Surabaya, keanekaragaman budaya Indonesia tampak semarak.

Ia berharap, adanya event seperti ini adalah bentuk perwujudan nyata bahwa makna sejahtera, yang tersemat di huruf S pada kata Probolinggo Bersolek, itu benar-benar ada dan dapat dirasakan masyarakat.

Pawai dimulai jam 9 pagi dari depan Kantor Wali Kota Probolinggo, menyusuri rute Jalan Panglima Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan berakhir di Jalan Ahmad Yani. Sedikitnya, 38 peserta dari berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas seni, dan kelompok masyarakat ikut ambil bagian menampilkan beragam seni dan budaya Nusantara.

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian, datang dari peserta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dengan kostum Garuda Nusantara. Burung garuda raksasa dengan iringan peserta dengan kostum indah beburungan lainnya, rupanya mengundang decak kagum sekaligus rasa penasaran penonton.

Tak hanya menghibur, pawai ini juga membawa berkah bagi pelaku usaha kecil. Sukar, pedagang es teh “Dendang” yang mangkal di depan Plaza, mengaku dagangannya laris manis.

“Cuaca terik bikin orang haus. Baru jam 11 sudah habis 15 galon (yang berisikan air teh). Saya sampai minta adik bawakan stok tambahan dari rumah, di belakang sini. Kakak juga jualan di pertigaan (jalan) Ahmad Yani, deket (garis) finish, nyebar semua. Alhamdulillah, ini berkah ulang tahunnya Pemkot,” ujarnya sumringah. Red**

Advertisements

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *